Pendeta dan Singa
Seorang pendeta baru saja selesai memberitakan injil di desa sebelah. Dalam perjalanan pulang, karena hari sudah hampir malam, ia pun nekat untuk mengambil jalan pintas, melewati hutan belantara.
Di tengah hutan, ia bertemu seekor Singa yang kelihatannya sangat lapar. Ia pun berlutut dan berdoa,
“Tuhan, tolong tutuplah mulut Singa ini, agar dia tidak bisa menerkam aku”.
Ketika selesai berdoa, ia melihat sang Singa juga sedang berdoa. Sang Pendeta pun mengucap syukur,
“Oh, Tuhan, terima kasih. Kau telah memberiku seekor Singa yang baik”. Sang Singa pun lalu berkata,
“Betulll !!!, aku adalah Singa yang baik. Aku selalu berdoa mengucap syukur sebelum menyantap makananku”.
Orang Baru
Seorang pria baru saja percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatnya. Tapi, semangatnya untuk bersaksi ngga kalah besar sama yang udah puluhan tahun percaya Yesus.
Selesai dibaptis, ia pergi ke desa pamannya di pedalaman untuk bersaksi pada orang yang ditemuinya di jalan. Begitu turun dari bis, ia ketemu orang yang ngga ia kenal. Spontan, ia bertanya, “Mas, kenal Yesus, ngga?”
Spontan orang itu geleng-geleng kepala, jawabnya, “Belum, sori aku orang baru di sini. Coba tanya Ibu yang jualan di warung itu!”
Ditulis dalam Humor Kristen.
Yang masih perlu didoakan
Pada suatu hari di sebuah Gereja tampak seorang Pendeta sedang mengucapkan doa yang luar biasa panjangnya.
Pada akhir doanya sang Pendeta pun masih saja menanyakan kepada para jemaatnya :
“Apa lagi yang perlu saya panjatkan?”
“Amieennnn . . . ,” terdengar jawaban serempak dari para jemaat semuanya yang hadir disitu.
Ditulis dalam Humor Kristen. Tag: amin, doa, Humor Kristen, jemaat, panjat, pendeta.
Saya Ingin Belajar dari Anda
Seperti biasanya, setiap hari Minggu pagi orang-orang datang ke gereja dan langsung memilih tempat duduk di bangku bagian belakang. Demikian juga dengan pagi ini, kecuali seorang pendatang baru yang langsung menuju ke bangku paling depan.
Setelah kebaktian, Pendeta memberi salam kepada pendatang baru ini sambil bertanya mengapa ia duduk di bangku paling depan. “Saya seorang sopir bus,” jawabnya, “dan saya datang untuk belajar dari anda bagaimana caranya membuat orang-orang berebut duduk di bangku yang paling belakang.”
Dengan apakah kau datang??
Suatu hari seorang pendeta yang terkenal di daerahnya didatangi oleh seorang jemaat. Jemaat tersebut buta sejak lahir. Jemaat tersebut berkata:
Jemaat : Pak Pendeta, sudilah kiranya anda menyembuhkan mata saya yang sudah buta sejak lahir.
Pendeta : Baiklah, namun saya mau bertanya satu hal. Dengan apa bapak datang kemari ??
Jemaat : Dengan Iman Pak!!
Pendeta : Bagus, maka dengan imanmu pulalah kamu akan disembuhkan.
Jemaat : (Memanggil anaknya yang bernama Iman) Man, man, kenapa kamu tidak bilang dari dulu kalau kamu bisa menyebuhkan saya??
Pendeta :@#$%^!???
Jika imanmu kuat
Beberapa tahun yang lalu saya mendengar sebuah cerita yang saya harap akan menenangkan mereka yang merasa sering diejek dengan kalimat, “Jika saja imanmu kuat engkau tidak akan ….”
Waktu itu saya sedang mendengarkan seorang wanita menelepon seorang pendeta dalam sebuah siaran radio. Pendeta itu adalah seorang pria yang bijaksana. Suaranya yang lembut seakan bisa menghilangkan segala rasa takut. Wanita itu — yang jelas terdengar sedang menangis — berkata, “Pendeta, saya dilahirkan buta, dan saya sudah buta sepanjang hidup saya. Saya tidak keberatan menjadi buta tetapi ada beberapa teman saya yang mengatakan bahwa jika saja iman saya kuat maka saya akan bisa disembuhkan.”
Pendeta itu bertanya kepadanya, “Apakah Anda selalu membawa tongkat penuntun Anda kemana pun Anda pergi?”
“Ya,” jawab wanita itu.
Lalu pendeta itu mulai menasehati, “Jika mereka mengejekmu lagi dengan kata-kata seperti itu, pukullah mereka menggunakan tongkatmu itu dan katakan, ‘Jika saja imanmu kuat, kamu pasti tidak akan merasa sakit!”
Yang mau menikah maju
Seorang pendeta dijadwalkan akan memimpin upacara pemberkatan nikah setelah kebaktian Minggu.
Ketika kebaktian akhirnya selesai, ia pun akan memanggil pasangan yang akan dinikahkan itu. Namun, pak pendeta tersebut tiba-tiba lupa nama pasangan yang akan menikah itu, jadi ia pun berkata, “Yang mau menikah, tolong maju ke depan ….”
Dan segera, empat gadis, tiga janda, empat duda, dan enam pemuda berebut maju ke depan.
Moving Forward to The NEXT LEVEL
11 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar